OBAT pencahar biasanya digunakan untuk susah buang air besar (BAB) atau sembelit. Menurut pengurus Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia Dr Chudahman Manan SpPD-KGEH sembelit ditandai dengan gejala BAB kurang dari 3 kali sepekan, susah mengeluarkan feses sehingga feses mengeras. Sembelit yang tak ditanggulangi segera bisa berkembang jadi kronis dan bisa menjadi kanker usus.
Chudahman menyatakan, menurut dara di RS Cipto Mangunkusumo pada kurun 1998-2005 dari 2.397 pasien yang diperiksa ususnya (kolonoskopi) 216 diantaranya menderita sembelit. Penyakit ini biasanya secara umum lebih banyak menyerang wanita. Proporsinya, empat wanita banding satu lelaki.
Karena wanita umumnya lebih sedikit aktivitas fisiknya dibanding pria,” kata Chudahman, dalam workshop di Jakarta, Kamis (14/10) lalu. Aktivitas fisik seseorang berpengaruh ke gerak usus. Selain itu, struktur hormon wanit beda dengan pria.
Mereka yang kurang aktivitas atau kurang kandungan serat dalam makanannya juga rawan terkena sembelit. Orang yang depresi atau mengonsumsi obat-obat penenang juga rentang terkena sembelit. Jika terserang sembelit, biasanya orang akan memilih mengonsumsi obat pencahar.
Sebenarnya, sembelit bisa diatasi dengan dua jenis terapi, non-farmakologis atau farmakologis. Terapi non-farmakologis dilakukan dengan cara meningkatkan konsumsi serat dan minum air yang cukup, meningkatkan aktivitas fisik, mengatur kebiasaan BAB, hindari mengejan saat BAB, hindari konsumsi obat-obatan yg bikin konstipasi,biasakan BAB usai makan/waktu yang dianggap sesuai.
Jika terapi non-farmakologis tak mempan juga, bisa dilakukan terapi farmakologis dengan mengonsumsi obat pencahar. Obat pencahar memiliki dua fungsi, mengencerkan feses dan meningkatkan gerak usus. Obat Pencahar bisa dikonsumsi melalui mulut atau dimasukkan melalui anus.
Obat pencahar yang bekerja mengencerkan feses, biasanya akan membuat orang bolak balik ke WC karena jadi sering BAB. Sedangkan obat yang bekerja meningkatkan gerak usus, bisa bekerja dengan efisien sesuai dengan pergerakan usus dan pencernaan makanan. ”Makanya biasanya obat jenis ini disarankan diminum sebelum tidur,” kata dia. Agar jika bangun tidur bisa BAB. Nama generik obat yang bekerja pada pergerakan usus ini adalah Bisacoyl.
Sebenarnya, sembelit bisa diatasi dengan dua jenis terapi, non-farmakologis atau farmakologis. Terapi non-farmakologis dilakukan dengan cara meningkatkan konsumsi serat dan minum air yang cukup, meningkatkan aktivitas fisik, mengatur kebiasaan BAB, hindari mengejan saat BAB, hindari konsumsi obat-obatan yg bikin konstipasi,biasakan BAB usai makan/waktu yang dianggap sesuai.
Jika terapi non-farmakologis tak mempan juga, bisa dilakukan terapi farmakologis dengan mengonsumsi obat pencahar. Obat pencahar memiliki dua fungsi, mengencerkan feses dan meningkatkan gerak usus. Obat Pencahar bisa dikonsumsi melalui mulut atau dimasukkan melalui anus.
Obat pencahar yang bekerja mengencerkan feses, biasanya akan membuat orang bolak balik ke WC karena jadi sering BAB. Sedangkan obat yang bekerja meningkatkan gerak usus, bisa bekerja dengan efisien sesuai dengan pergerakan usus dan pencernaan makanan. ”Makanya biasanya obat jenis ini disarankan diminum sebelum tidur,” kata dia. Agar jika bangun tidur bisa BAB. Nama generik obat yang bekerja pada pergerakan usus ini adalah Bisacoyl.
Dr Suria Nataatmadja, Group Medical Affairs Manager PT Boehringer Ingelheim Indonesia dalam kesempatan yang sama menyatakan, mengutip hasil penelitian yang dipublikasikan pada Digestive Disease Week, di New Orleans, Amerika Serikat Mei lalu menyatakan, Bisacodyl bisa bekerja efektif pada penderita 368 orang sembelit kronis. ”80 persen responden menyatakan puas dengan kinerja bisacodyl,” kata dia. Tapi efek sampingnya diare 53 persen terserang diare. Chudahman menyatakan, diare ini adalah respon dari gerak usus sehingga buang air.
Chudahman menyatakan, sembelit sendiri terdiri dari dua jenis, yang primer (transit normal dan lambat) dan sekunder. Pada sembelit transit normal, umumnya makanan akan keluar pada rentang waktu 8-12 jam. Normalnya 6-8 jam. Sedangkan pada transit lambat, gerak makanan lebih lama lagi. Untuk sembelit sekunder, disebabkan oleh penyakit lain atau konsumsi obat obatan yang membuat sembelit. (sumber: Tempo.co)
Chudahman menyatakan, sembelit sendiri terdiri dari dua jenis, yang primer (transit normal dan lambat) dan sekunder. Pada sembelit transit normal, umumnya makanan akan keluar pada rentang waktu 8-12 jam. Normalnya 6-8 jam. Sedangkan pada transit lambat, gerak makanan lebih lama lagi. Untuk sembelit sekunder, disebabkan oleh penyakit lain atau konsumsi obat obatan yang membuat sembelit. (sumber: Tempo.co)
0 komentar:
Posting Komentar