INGIN TAHU TENTANG SUMSEL DAN INDONESIA BACA PALEMBANG POS ONLINE.....
TERIMA KASIH ANDA TELAH MENGUNJUNGI BLOK INI. LANJUTKAN....

Rabu, 28 Desember 2011

KI Parno Pukau Penonton

Rabu, 28 Desember 2011 |
PALEMBANG - Mengisi kegiatan rutin akhir tahun 2011, Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Provinsi Sumatera Selatan menggelar wayang semalam suntuk di halaman stasiun RRI Palembang, kemarin (25/12). Tampil sebagai dalang Ketua Umum Pepadi Sumsel Ki Suparno Wonokromo (Ki Parno) kolaborasi dengan dalang senior Palembang KI Yatin Hadi Karsono.
Dalam pentas itu, Ki Parno, yang bos Sumatera Ekspres ini membawakan cerita Krisno Gugah. Selain menggelar wayang semalam suntuk, malam itu Pepadi Sumsel, juga melakukan pelantikan 32 pengurus Pepadi Cabang Kabupaten Banyuasin dengan Ketua Selamet Swandi. Hadir anggota Pepadi Sumsel, Banyusain dan mahasiswa Universitas PGRI Palembang.

“Ini (wayangan, red) merupakan agenda rutin Pepadi Sumsel. Kegiatan terakhir digelar pada 2011. Kebetulan malam ini juga ada pelantikan Pepadi Banyuasin,” kata pria yang selalu berpenampilan sederhana ini.
Penampilan Ki Suparno di awal pentas mampu memukau para penonton yang hadir di stasiun RRI Palembang. Adapun ceritanya diambil dari kisah Mahabarata sesaat sebelum perang besar Baratayuda terjadi. Mengisahkan peran sentral Kresna dalam mendampingi para pandawa dalam mempersiapkan perang besar itu.
“Nantinya, saat perang berlangsung, Prabu Kresna tidak tampil dalam peperangan melainkan hanya berperan memberikan nasihat dan pengatur strategi bagi Pandawa. Pelaksana lapangan tetap para pandawa dan sekutu-sekutunya,” ungkap Ki Suparno Wonokromo.
Dicapailah suatu kesimpulan bahwa di antara Pandawa dan Kurawa siapa yang mampu memboyong Prabu Kresna dan menjadikannya pendamping dalam peperangan, akan memenangkan perang. Setelah keputusan strategi disepakati maka didiskusikan apa rencana yang akan dijalankan guna memboyong Prabu Kresna ke Astina.

Setelah melalui perdebatan panjang dengan diselingi berbagai interupsi baik yang serius maupun lebih banyak yang cari muka dari para kurawa. Prabu Kurupati setuju dengan usul Pandito Durno bahwa yang paling mungkin untuk membujuk Sri Kresna agar mau memihak Kurawa adalah saudara tua Prabu Kresna sendiri yaitu Prabu Baladewa.

Lanjutnya, Kurupati pun meminta Prabu Baladewa agar mau membujuk prabu Kresna. Entah kenapa, yang saya tahu adalah Prabu Baladewa sangat sayang kepada Prabu Kurupati, dan ini terjadi hampir pada setiap episode pakeliran wayang. Prabu Baladewa menyanggupi pemintaan Prabu Kurupati dengan syarat dia akan pergi sendiri tanpa perlu didampingi oleh satu orang pun dari para Kurawa.

“Kurupati bersedia dengan syarat ini. Maka berangkatlah Prabu Mandura untuk membujuk Prabu Kresna,” katanya.
Tetapi keberangkatan mereka bukan layaknya intelijen yang menyamar, melainkan dengan membawa perlengkapan dan peralatan perang dan logistik yang berlimpah. Maklum mereka terbiasa dengan hidup enak dan makanan berlimpah, jadi ya takut kelaparan di jalan.
Prabu Kresna, seperti kebiasaannya kalau sedang rungsing, ruwet menghadapi masalah-masalah yang berat melakukan tapa brata dengan cara nyare (tidur) tetapi bukan tidur yang biasa. Kalau saya tidak salah tangkap tempat pertapaan yang digunakan oleh Prabu Kresna ini namanya Pertapaan Jala Tunda. Tempat pertapaan ini pada saat itu dijaga ketat oleh anak-anak muda dan kerabat Dwarawati.
Sambung KI Suparno, dipimpin oleh Setyaki Satria Lesan Pura dengan didampingi oleh Udawa patih Darawati,  Gatot Kaca raja Pringgodani, dan anak Prabu Kresna Raden Samba. Prabu Kresna berpesan jangan sampai ada yang berani mendekat apalagi membangunkan Prabu Kresna sampai beliau bangun sendiri.

Entah bagaimana ceritanya, Patih Sengkuni, Prabu Karno, Duryudono dan kawan-kawan datang lebih dulu ke sekitar Jala Tunda daripada Prabu Baladewa. Maka mau tidak mau betemulah Kurawa dengan para pengawal pertapaan Jalatunda. Singkat cerita terjadi percekcokan dan akhirnya perkelahian antara Para Kurawa dengan pengawal-pengawal Prabu Kresna.
Hampir semua satria Kurawa dapat dikalahkan oleh pengawal Kresna karena mungkin mereka sudah terlalu lelah dan kekenyangan di jalan. Sampai akhirnya Prabu Karna maju ke medan perkelahian dengan mengerahkan senjata andalannya.
Namun belum sampai pertempuran lebih parah terjadi, datang Prabu Baladewa. Selain sakti mandra guna, Prabu Baladewa juga punya sifat dasar pemarah. Kalau sudah marah siapa pun tidak akan bisa melawannya. Pernah dia dikroyok orang sepasar, tetapi tetap saja dia menang. Kali ini para kurawa yang jadi sasaran amarahnya, dengan berteriak-teriak satu per satu kurawa ditempeleng, ditendang dan dihajar. Tidak terkecuali Sengkuni,“ katanya. (sumeks.co.id)


Related Posts



0 komentar:

Posting Komentar

Mang Juhai di Facebook

Perlu Anda Tahu

MOTIVASI DBS

  • "Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai kaum tersebut merubah nasibnya sendiri"
  • "Orang sukses bukanlah orang yang tidak pernah gagal, tetapi orang sukses adalah orang yang paling banyak gagal namun terus bangkit dari kegagalan sehingga menjadi ahli dibidangnya"
  • "Hadapi, hayati & nikmatilah perjuangan Anda, karena sesudah kesulitan ada banyak kemudahan"
  • "Orang sukses jauh dari keluh kesah, malu, minder & putus asa!"
  • MERDEKA & GO FREEDOM!!!
  •  
    Copyright © PALEMBANG NEWS | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog